Menurut shohibul hikayat, bahwa Desa Leuweunggajah berdiri pda zaman Prabu siliwangi masih berkuasa, yang didirikan oleh Ki Gede Periapa (Kuwu Sangkan) putra sulung Prabu Siliwangi dengan dibantu oleh keelima makhluk halus (Dang Hiang) yang menguasai hutan belantars Leuweunggode, ialah
1. Nyi Rambut Kasili selaku piespi
2.Pangeran Inga Lonag bertempat di Cigobang Gorang 3 Pangeran Baranghang Stang bertempat di Cibogo
4. Pengeran Baranang Sang bertempat (Kubang Pariuk
5.Pengeran Jaga Utara bertempat di tentar Sari (Kubang Karno)
Ki Gede Kuwu Sangkan beserta keempat orang kakak beradik, ialah
1 Pangeran Dana Lampah
2 Nyi Mas Ganda Sari
3 Pangeran Tenjo Sari 4 Nyi Mas badaya Kembang
Sedang mengadakan musyawarah di suatu tempat untuk mendirikan pedesaan (tempat tersebut hingga sekarang di sebut Padisan yang kini terletak di wilayah Pabuaran Lor, Kecamatan Ciledug) sekarang Kecamatan Pabuaran
Sesuai dengan yang diketahuinya dalam daerah hutan belantara leuweung Gode terdapat empat luluh satu ekor gajah maka daerah yang sedang diperbincangkan dalam musyawarah tersebut dengan permufakatan bersama diberi nama Desa "Leuweunggajah yang meliputi daerah kekuasaannya I Daerah Cigobang Girang (yang sekarang Desa Cigobang Girang/Kecamatan Waled/ Kecamatan Pasaleman)
2. Dacrah Cibogo (sekarang Desa Cibogo/ Kecamatan Waled)
3. Daerah Balagedog (yang sekarang Desa Balagedog Kecamatan Losari Kecamatan Pabedilan) 4. Daerah Bantarsarı (yang sekarang Desa Bantarsari Kec. Losari Kab. Brebes/Propinsi Jateng)
Atas kesaktian Ki Gede Kuwu Sangkan beserta bantuan kelima Dang Hiang dan keempat kakak beradik, hutan belukar Leuweunggede dapat di tumbangkan yang kemudian menjadi Desa Leuweunggajah
ASAL USUL PERBATASAN DESA
Setelah berkembangnya penduduk penghuni desa, dan menyebar ke daerah-daerah kekuasaan, maka perlu adanya batas-batas kekuasaan desa dan seorang pimpinan
Dan bertindak selaku pimpinan sesepuh adalah Ki Gede Kuwu Sangkan yang kemudian
meneentukan batas-batas kekuasaan desa seperti berikut
Sebelah Utara : Desa Balagedog kulon
Sebelah Selatan : Desa Cigobang
Sebelah Timur : Kali Cisanggarung Bantarsan
Sebelah Barat : Desa Cibogo Ciberes
Batas-batas desa sekarang setelah adanya pengembangan desa
Sebelah Utara : Desa Pabedilan Kulon/ Tenjomaya
Sebelah Selatan : Desa Jatiseeng Jatiseeng Kidul
Sebelah Timur : Kali Jatiseeng
Sebelah Barat : Desa Pabuaran Kidul, Pabuaran Lor, Pabuaran Wetan, Desa Hulubanteng dan Sumber
Ki Gede Kuwu Sangkan adalah seorang Pertapa, putra sulung darı Prabu Siliwangi yang paling disegani, bersama dengan putranya bernama Nyi Mas Cici, yang pertama kalıdatang di hutan belantara Leuweung Gede, kemudian disusul oleh keempat kakak beradik ialah
1. Pangeran Dana Lampah
2. Pangeran tenjon Sari
3. Nyi Mas Ganda Sari
4. Nyi Badaya Kembang
disusul pula olch Tumenggung Luramang yang kemudian menjadi mantunya Ki Gede Kuwu Sangkan suami Nys Mas Cies hingga melaburkan seorang keturunan bernama Ki Raksabumi (Ki Kuwa upang vang diangkat menjadi Kawu (Kepala Desa) pertama pada usia 12 Tahun
Asal Usul Pemerintahan Desa
Seulah perkembangan penghuni pekampungan melas, dianggap perlu untuk menunjuk seorang yang mengatur inmemerintah dan keamanan penghuni
Kemudian mengadakan musyawarah Padesaan, hingga kini tempat tersebut disebut Padisan Untuk selanjutnya keputusan musyawarah menunjuk Ki Raksabumi yang baru berusia 12 tahun, cucu Ki Gede Kuwu Sangkan putcra dai puterinya Nys Mas Cici, hingga sekarang disebutnya Embah Kawu Bujang
Dalam megepalai kutatara harjaandan keamanan penghuni dibanta oleh sesepuh Cikal Bikal solaku Jungjang Karawat (Pelaksana yang menyuanjung dan menunjang tata tentzan kerta raharjanya penghuni wilayah kekuasaan)
ТОКОН-ТОКОН TERKENAL DAN NASIONAL YANG BERASAL DARI DESA MASA LAMPAU
1 Embah Buyur Baris (Pahlawan) dimakamkan di Leuweunggajah (sekarang Tenjomaya)
2 Embah Buyut Kunci (Pahlawan) idem
3. Embah Burut Toha (Pahlawan/Ulama) dimakamkan di Jatisceng (sekarang Jansoeng Kidul)
4 Einbah Buyut Surajaya (Pahlawan) dimakamkan di L.W. Bata/Kec. Tanjung Brobes Jateng
5. Embah Buyut Kendit (Patrawelang), (Pahlawan) dimakamkan di Desa Jatiseeng (sekarang Jatiseeng Kidul)
6. Embah Buyut Karımudin (flama) dimakamkan di Desa Jatiseung
7 Embah Buyut Kalamadın (Ulama) idem
8 Bapak Kolot Akna (Ulama) dimakamkan di Desa Leuneunggajah
Untuk masa sekarang tidak ada tokoh-tokoh terkenal dan Nasional yang aktif
KEISTIMEWAAN ATAU CIRI KHAS DESA BAIK FISIK MAUPUN KULTUR
Sugih Ora Reraw
Miskin Ora Ngoleti
Artinya
Sekalipun kaya tak sampas berlimpah ruah hanya sederhana saja Sekalipru miskin, namun tak pernah monta-minta apalagi sampai kelain daerah
TEMPAT-TEMPAT KERAMAT DAN KEPERCAYAAN YANG MELEKAT DI MASYARAKAT
I Makam Mhah Boyut Baris Pahlawan Agarna
2. Makam Mbah Buvut kunci Pahlawan Agama
3 Makam Mbah Buyui Akna
4 Lagondi (Pohon) Pahlawan Agama
5. Sumur Keramat senap Jum at Kliwon dikunjungi masyarakat banyak
a Waktu malam Jum'at Kliwon dikunjungi olch orang dewasa
b Waktu siang anak-anak kecil dibawah umur dan orang dewasa
6 Krapyak,
7 Tanjomaya,
8 Suma pereng.
9. Sumar Pangeran.
10 Sumi Tangkola
Kepercayaan adanya makhluk halus bermama Nya Rambut Kasih, bilamano maryrakat desa dalam keadaan prihatinatau akan adanya mala petaka, suka ada suara menangis di waktu malam.
Adanya cerita Menjangan wulung
Pantangan2
1 Ketrok ketrok meja didesa
2 Sembarangan meludah
3. Tidur terlentang di balai desa
4. Memimum sisa air setelah satu malam tersimpan di Balai Desa
Setiap hari Jum'at Kliwon sering ada otung membawa anak-anak yang sangin (pensnya besar schelah) untuk minta disembuhkan/diohati dengan cara dibetulkan kedudukannya oleh ibu jari kab kanan Pak Kuwu yang habis menunaikan Sholat Jum'at.
Kentongan mesjid suka dikerok untuk obat batuk gangsa
Penemuan hata merah denga ukuran yang paling besar ukuran 50 * 25 * 15 cm ada dijadikan pondamen mesjid (tiang yang empat). Yang paling kecil ukuran
31.5 x 16 x 6 cm
28 x 14 x 5 ,5 cm
27 x 12.5 x 5cm
RIWAYAT SILSILAH (URUTAN) YANG MENJADI KEPALA DESA
1 SEBELUM WILAYAH KEKUASAAN DESA LEUWEUNGGAJAH TERPEСАН
1 MBAH KUWU BUJANG (Raksabumi) talah Kuwu (Kepala Desa) yang pertama dengan tidak diketahui masa Jabatannya disebabkan silem (menghilang) tak berbekas
SETELAH MBAH KUWU BUJANG
2. Ki Sabda Kanah selama 6 th (1673 s/d 1679)
3 Ki Janguari selama 8 th (1679 s/d 1687)
4 Ki Gosang selama 3th. (1687 s/d 1690)
5. Ki Djamang selama 6th (1690 s/d 1696)
6 Ki Gara selama 2th (1696 d. 1698)
7 Ki Bangkong selama 8th (1698 sd 1706)
8 Ki masilah selama 3 th (1706 sid 1709)
9 Ki Barta selama 4th (1709 sd 1713)
10 Ki Sadjar selama 3 th (1713 s/d 1716)
11 Ki Anisem selama 6th (1716 s/d 1722)
12. Ki Nurdin selama 3 th (1722 s/d 1725)
13 Ki Maras selama 12 th (1725 s/d 1737)
14 Ki Sailah selama 5 th (1737 s/d 1742)
15 Ki Rantisem selama 9 th (1742 sd 1751)
16 Ki Rasılem selama 3th (1751 sd 1754)
17 Ki Sadjimah selama 6th (1754 sd 1760)
18 Ki Sawijem selama 5th (1760 s/d 1765)
19 Ki Rasadjem selama 4th (1765 sd 1769)
20 Ki Kasipah selama 3 th (1769 s/d 1772)
21 Ki Kawijar selama 6 th (1772 s/d 1778)
22. Ki Badja selama 8th (1778 s/d 1786)
23. Ki Kawisem selama 3 th (1786 s/d 1789)
24 Ki Wae selama 8 th (1789 s/d 1797)
25 Ki Tedja Djamanten selama 5th (1797 s/d 1802)
26 Ki Djaed selama 11 th 1802 <= d 1813)
27 Ki Saidjem selama 4th (1813sd 1817)
28. Ki Sajum selama 3 th (1817 s/d 18201
29. Ki Nursıdın selama 4th ( 1820d 1824)
30 Kr Warsstem selama 6th (1824 s/d 1830)
31 Ki Ngaber Warsian selama 2 th (1830 s/d 1832)
Setelah mbah Kuwu Hujang sampai torpecahnya menjad 2 (dua) is De Leunggjah dan Dr. Jameeng rencapai usia 159 tahun dan telah di Jabat oleh 30 Kowo (Kepala Desa)
11. Kuwu (Kepala Desa) setelah Leuweunggajah dipecah menjadi 2 (dua)
1 Ki Masinten selama 8th 1833 sid 18403
2 Ki Aksa selama 11 th (1940 ad 1851)
3 Ki Kaligar selama 8th (1851 ad 1859)
4 Ki Kalipan 21 th (1839 d 1880)
5. Ki Dyasudin selama 8th (1880 1888)
6 Ki Dawijan selama 5th (1888 ad 1893)
7 Ki Kasijem selama 4th (1893 sd 1897)
8 Ki Tarban selama 8th (1897 1905)
9 Ki Astadjiwa selama 28th (1903 sd 1933)
(H. Abdul Kodir)
10 H. Achmad selama 1th (1933 d 1934)
11. Ki Sebad selama 3th (1934 ad -1937)
( H. Tarsiipin)
12. Ki Singun selama 2th (1937sd 1939)
13. Ki Suntana selama 3 th (1939 sd 1942)
14. Ki Rakiman selama 6th. (1942 sd 1948)
(Astrudinata ke 1)
15 Killyas selama 1 ch (1948 sd 1949)
16. Ki Daryat Kar selama 6bl (1949)
17. Ki Rakiman Astradinata ke ll x selama 16 th : 1950 sd 27-12-1966) Persmajano Famong Desa berdasarkan SK Bupati No 140/8-1/Pcm/KPTS/1966, tgl 27-12-1966
18 Ki Rakuman Aarradinata ke III selama 2th 4h 5hr 12-8-67 ad 3-12-69) Alm Sampai akhir hayat dalam masa bhaktinya ialah
Pamong Desa 3 th b Kowu 14 tahun 4 bt 5 hari Jadi masa bhakti selama 32 th 4 bl 5 hari
19. Sdr E Pirman selama 1th 15-1-70 d 19-10-71) (69 sd 71-3h) Pejabat sementara yang ditunjuk dari Peg Kec. Setempat SK No. 10/1B Pem/1970)
20 Sde 11 Solihin selama 4th 19-10-71 sd sekarang SK. no 147/BIN/Pcm 2/5k/1971
Panjelasan :
Desa setelah terpecahnya menjadi 2 (dua) sampai sekarang usia a42 th 4 bl. Dan dijabat oleh:
a. Kuwu (Kepala Desa) :16 orang
b Kuwu Jabatan/Pejabat Kuwu :1 orang
c Kuwu Jabelan :1 orang
Jumlah : 18 orang
Himpunan
1 Desa sebelun 159 th 31 Kepala Desa Kuwu
11. Desa setelah diecah 142 th 4 bl. 18 Kuwu l'ejabat semenuru, jadi dari Embah Kuwu Bujang sid sekarang mencaai osta 301 th. 4 bl Dan 49 pejabat
Tande-tanda Penghargaan
1 Piagam Penghargaan
11. Piagam Penghargaan :Keindahan dan Kebersihan Tk Kabupaten Cirebon th 1965 Keindahan dan Kebersihan HUT Kemerdekaan RI ke XXVI Tk Kec Ciledug tahun 1971 (Juara II)
III. Piagam Penghargaan :Lomba Desa 11. Kabupaten Cirebon th 1975 tgl 15 Jul 1975 (Juara 111)
IV Piagam Penghargaan :Lomba Desa seleksi Tk. Kab Cirebon dalam rangka menghadapi Lomba Desa Tk. Propinsi DI I Jabur Juara ) dg SK Bupati
GELAR-GELAR ADAT YANG DIGUNAKAN UNTUK JABATAN PAMONG DESA
1 Kuwu (Kepala Desa)
2. Jurutulis (Tata Administrasi Desa)
3 Ngabiln (Wakil Kepala Desa
4 Raksahumu (Bidang Agraria & Kemakmuran)
5 Lulugu Polisi (Bidang Keamanan & Kepolisian)
6 Lulugu Desa (Lulugu Blok)
7 Ngalambang (Pembantu Raksabumi)
8 Lebe (Hidang Keagamaan)
Setelah Mbah Kieu Bujang sampai terposahnya menjadi 2 (dua) salah Ds. Leuweunggayah dan Ds. Jatiseeng mencapai una 159 tahun dan telah di Jabut nich 10 Kuwu (Kepala Desa)